Masjid merupakan tempat ibadah umat islam. Saat ini, bangunan masjid mulai beragam dan memiliki corak sesuai dengan filosofi yang terkandung dalam bangunannya. Seperti halnya Masjid Jamik Dian Al-Mahri atau disebut dengan Kubah Emas. Masjid tersebut memiliki keunikan dan kemegahan dalam kontruksinya. Yaitu terletak pada kubah masjid yang menggunakan lapisan emas.
Masjid Dian Al Mahri dibangun oleh Hj. Dian Djuriah Maimun Al Rasyid. Beliau merupakan pengusaha asal Banten yang telah membeli tanah ini sejak tahun 1996. Masjid tersebut mulai dibangun sejak tahun 2001 dan selesai sekitar akhir tahun 2006. Masjid yang berada di Jl. Raya Meruyung ini dibuka untuk umum pada tanggal 31 Desember 2006, bertepatan dengan hari raya Idul Adha pada tahun itu.
Menurut jurnal karya Saefu Zaman pelapisan emas dilakukan dengan tiga teknik. Pertama serbuk emas (prada) yang terpasang di mahkota pilar atau tiang kapital. Teknik yang kedua gold plating yang terdapat pada lampu gantung, railing tangga mezanin, pagar mezanin, ornamen kaligrafi kalimat tasbih di pucuk langit-langit kubah, dan ornamen dekoratif di atas mimbar. Teknik yang terakhir adalah gold mozaik yang terdapat di kubah utama dan kubah menara.
Dalam jurnal tersebut juga menjelaskan bahwa pembuatan masjid berkubah emas diawali oleh keinginan pendiri masjid, agar mampu menjadi simbol keagungan Islam. Filosofi lainnya adalah kemegahan suatu masjid dapat mengantarkan perasaan, menggerakkan jiwa, dan menggenapkan niat untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Karena sesuatu yang indah dapat mengingatkan kita kepada Sang Pencipta.
Bagian dalam Masjid Kubah Emas © merdeka.com
Untuk model arsitektur dari masjid tersebut mengikuti tipologi dari bangunan masjid timur tengah. Masjid bercorak timur tengah bergaya Usmaniyah memang diminati oleh masyarakat tanah air karena memiliki detail ornamen islami yang sangat kuat. Hal tersebut terlihat pada bentuk kubah, menara, halaman dalam, penggunaan detail atau hiasan dekoratif, serta gerbang masuk berupa portal.
Menara pada masjid kubah emas tersebut memiliki makna yang cukup mendalam. Enam menara berbentuk segi enam yang melambangkan rukun iman. Pada puncaknya terdapat kubah berlapis mozaik emas 24 karat dan mengacu pada bentuk kubah yang banyak digunakan Masjid-Masjid di Persia dan India. Masjid tersebut juga memiliki kubah sebanyak lima yang melambangkan rukun islam. Kubahnya juga berlapis emas 24 karat yang materialnya diimpor dari Italia.
Masjid Kubah Emas pada Malam Hari ©iNews.com
Pada bagian interior masjid terdapat pilar-pilar yang tinggi guna menciptakan ruangan yang agung dan luas. Warnanya didominasi oleh warna utama krem bercampur dengan warna monokrom. Hal itu untuk memberi karakter ruang yang tenang dan hangat.
Saat ini pemaknaan masjid juga mulai bergeser. Semula masjid merupakan tempat sakral dan harus beretika baik ketika ada di dalam masjid. Sekarang berubah menjadi ruang publik. Hal tersebut karena masjid juga mulai menjadi tujuan wisatawan sebagai tempat wisata religi untuk melihat keindahan dari Masjid Jamik Dian Al-Mahri ini. Dilansir dari kompas.com, masjid ini bisa didatangi pengunjung sekitar 10.000 pengunjung di hari libur. Bahkan bisa lebih jika ada kegaiatan agama seperti pengajian dan shalat idul fitri. Akibatnya, masyarakat sekitar masjid kubah emas juga mendapat dampak baik dari segi ekonomi.
Pada bagian langit-langit ruangan masjid terdapat kaligrafi berupa shalawat dan lukisan awan yang warnanya dapat berubah sesuai dengan warna langit pada waktu tertentu. Pada dasar kubah juga terdapat cincin berwarna emas seolah menjadi pembatas cakrawala. Pada bagian koridor masjid juga tak kalah cantik. Koridor masjid dibuat seolah-olah mirip dengan masjid Nabawi. Yaitu terdapat ornamen setengah lingkaran pada bagian plafon dan bagian pilar masjid. Untuk motif arabesk di masjid ini menggunakan motif daun, sulur, dan cabang pohon. Serta berbentuk segi panjang dan kerucut.
Pelataran Masjid Kubah Emas © Kompas.com
Dian Al-Mahri selaku pendiri masjid tersebut berharap masjid ini juga mampu menjadi tempat para umat mencari ilmu, berdakwah dan kegiatan sosial. Selain itu, pada sekitar masjid terdapat rumah tempat tinggal Dian Al-Mahri dan beberapa bangunan seperti gedung serba guna, villa, dan pertokoan. Beliau juga berharap bahwa ada rumah sakit dan sekolah asrama. Dengan harapan kompleks tersebut menjadi pusat kegiatan agama dan pendidikan.