
Sudahkah Sobat Ars membaca artikel Nikmati Sinar Mentari Terbenam di Café del Mar? Bukankah sangat menawan? Beach club di Bali itu menawarkan tempat yang didominasi warna putih serta biru. Kafe itu juga menyediakan ruangan outdoor dan indoor agar kamu bisa menyesuaikan dengan mood. Ingin berjemur menikmati pemandangan langit yang indah atau menyicipi kolam renangnya? Maka pilihlah outdoor. Apabila mau menikmati makanan sambil mengobrol santai, ruangan di dalam bisa menjadi jawabannya.
Namun yang menarik perhatian saya adalah gaya arsitektur yang dipilih. Café del Mar dibangun dengan konsep Mediterania. Dalam Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman karya M. Sahid Indraswara berjudul Kajian Arsitektur Mediterania dan Perkembangannya di Indonesia menyebutkan bahwa banyak bangunan rumah menggunakan gaya arsitektur mediterania yang ternyata berkembang pesat sedari tahun 1990-an hingga sekarang ini. Unsur kebudayaan, baik yang asli maupun pendatang sangat memengaruhi gaya desain ini.
Pada jurnal itu juga dijelaskan bahwa arsitektur mediterania itu menyelaraskan atau menyesuaikan dengan keadaan lingkungan sekitar yang dipertegas melalui pemakaian bahan-bahan berasal dari alam dan tidak merusak alam. Bentuk dasar rumah berkonsep arsitektur yang satu ini merupakan hasil dari penyesuaian dengan lingkungan, iklim, serta keadaan geografis pada negara-negara sekitar laut Mediterania. Dua hal yang menonjol dari segi arsitektur pada bangunan bergaya mediterania adalah perpaduan antara budaya barat dan timur serta gaya bangunan khas yang berlokasi di kawasan pesisir.

Wilayah Mediterania yang cukup luas (terbagi menjadi tiga benua, yaitu Eropa, Asia, dan Afrika yang mengelilingi Laut Tengah) menjadi alasan sulitnya mengungkapkan asal usul gaya arsitektur ini. Namun pada abad ke-16, Spanyol datang ke Florida dengan membawa gaya arsitektur mereka ke negara yang menjadi wilayah kolonialisasinya. Maka dapat dikatakan gaya arsitektur mediterania berasal dari Spanyol. Di awal abad ke-19 pun menjadi zaman keemasan bagi konsep mediterania pada bangunan di bagian selatan Amerika Selatan. Arsitektur mediterania pun berkembang diberbagai negara Eropa lainnya seiring berjalannya waktu, seperti pada Perancis, Italia, Yunani, dan Balkan. Tak hanya itu, gaya mediterania ini juga hidup di Asia, yakni di Turki, Cypress, dan Lebanon. Lalu berlanjut di Afrika Utara, tepatnya Tunisia, Maroko, juga Aljazair.
Gaya arsitektur mediterania muncul di negara-negara asalnya lantaran adanya penyesuaian dengan kondisi lingkungan yang umumnya beriklim panas. Bangunan dibuat berdinding tebal dan memiliki jendela kecil untuk melindungi bagian dalam dari hawa panas, tetapi tetap hangat pada malam hari.
Di Indonesia juga ramai yang memakai konsep mediterania. Bahkan jenis desain ini menjadi salah satu favorit untuk dibangun developer di Indonesia. Masuknya gaya arsitektur mediterania di Indonesia terpengaruh oleh budaya-budaya peradaban yang pernah mengalami kejayaan di daerah Mediterania. Pengaruh tersebut berasal dari daerah Spanyol, Timur Tengah, dan Romawi.

Salah satu yang menjadi ciri khas bangunan bergaya mediterania adalah atapnya. Terkadang bentuknya melingkar atau bulat pada salah satu bagiannya. Biasanya atap bulat itu diletakkan pada lantai dua atau dijadikan penutup balkon. Selain itu, atap rumah arsitektur mediterania sebenarnya memiliki macam-macam model, yakni datar, perisai, sampai jengki. Biasanya juga memakai atap miring, bisa dua sisi (pelana) atau empat sisi (limasan). Namun bahan yang dipakai sama yaitu genteng tanah liat berwarna coklat kemerahan.
Rumah bertema arsitektur mediterania akan memiliki portico atau serambi. Biasanya portico akan diletakkan pada bagian depan pintu masuk yang disangga oleh tiang. Hunian dengan konsep ini juga memiliki pilar untuk menahan beban atap. Bentuk dasarnya bulat, tetapi bisa Sobat Ars hias dengan beragam ukiran. Pilar-pilarnya juga dibuat tinggi dengan diameter yang besar.
Dikarenakan dulu muncul gaya bangunan mediterania di kawasan beriklim panas, maka adanya unsur air dan taman adalah pilihan yang pantas. Teras hunian ini mempunyai ukuran yang luas. Teras ataupun court yard dengan air mancur menjadi tips untuk membuat suhu tetap nyaman. Unsur air dan taman ini pengaruh dari bangsa Moor ketika menguasai Spanyol. Bagi mereka, taman ialah earthy paradise.

Pada bagian dinding, material yang dipakai adalah tanah liat yang dibakar (adobe) dan dapat diperbaharui menggunakan cat kapur (whitewasher). Dinding batu alam lebih banyak digunakan daripada batu bata di wilayah Amerika. Material batu yang dipakai juga dibiarkan tanpa finishing untuk menimbulkan tekstur kasar. Dekoruma.com menjelaskan bahwa biasanya dinding rumah berkonsep mediterania menggunakan material bata tanah liat yang mampu melindungi hunian dari hujan, matahari, dan suhu panas.
Warna merupakan hal yang penting. Umumnya, warna dalam bangunan dengan arsitektur mediterania digunakan untuk membedakan kalangan atas dan bawah. Untuk kalangan atas biasanya dipakai warna pastel. Sedangkan kalangan bawah lebih berani mengaplikasikan warna dengan komposisi yang cerah. Namun sekarang hal itu jarang diperhatikan. Banyak sekali hunian arsitektur mediterania memakai warna alami seperti coklat, krem, abu-abu, putih, dan gading.
Pintu masuk utama biasanya memiliki beberapa bentuk lantaran pengaruh Bizantium, Spanish Gotik, dan Spanish Renaissance. Dalam perkembangannya, bentuk persegi dengan ventilasi di atasnya menjadi pilihan populer. Di Asia khususnya Indonesia, gaya mediterania banyak dipengaruhi peradaban Islam yang terlihat dari pintu dengan bentuk melengkung pada bagian atas. Tak hanya pintu, jendela juga dibuat dengan bentuk yang mirip. Jendela dan pintu umumnya berbentuk persegi panjang dengan lengkungan di atasnya.

Dengan gaya rumah mewah ala mediterania, pemandangan seisi ruangan dapat membuat bahagia. Jika Sobat Ars bersedia memakai konsep mediterania, maka siapkan biaya sesuai kriteria. Bangunan dengan gaya mediterania dapat menimbulkan senyum ceria karena desainnya yang penuh mahakarya.