
Tak disangka Medan menjadi salah satu tempat yang memiliki cerita sejarah cukup banyak. Dijelaskan oleh Denny Meisandy dan Yunita di jurnalnya, keberadaan bangunan kolonial menjadi bukti begitu banyaknya cerita di Kota Medan. Kota Medan berkaitan dengan perkebunannya. Oleh sebab itu, pembangunan infrastruktur dimulai dan arsitektur Eropa mulai masuk mengisi wajah Kota Medan termasuk Gedung London Sumatera.
Gedung London Sumatera atau yang biasa masyarakat kenal dengan Lonsum selesai dibangun tahun 1906 bersamaan dengan lahirnya Ratu Juliana itulah mengapa disebut juga sebagai Gedung Juliana. Lonsum yang sudah berdiri sejak 1906 ini dibangun oleh David Harrison, seorang pemilik perkebunan karet Harrison & Crossfield Company yang berbasis di London.
Gaya arsitektur gedung ini mengadaptasi dari rumah – rumah di London sekitar abad 18-19. Model arsitekturnya banyak dipengaruhi gaya Eropa seperti bentuk – bentuk jendela di sisi kiri dan kanan gedung. Bisa dilihat dari bentuk jendelanya yang lebar dan panjang. Terdapat tiang – tiang tangga kokoh di depan pintu masuk menambah indah gedung yang dibangun menjulang. Dibangun dengan lima lantai dan keseluruhan gedung dicat putih krem, sangat khas dengan arsitektur kolonial Belanda.

Tahukah Sobat Ars apa yang istimewa dari bangunan ini? Yap, Gedung London Sumatera tercatat sebagai gedung pertama di Medan yang menggunakan teknologi lift dan dapat menjangkau lima lantai. Untuk di awal abad 19-an, tentu teknologi ini sangat mengagumkan. Bisa kita bayangkan betapa mewahnya gedung ini di masanya.
“Biaya perawatan lift antik ini lebih ringan dibandingkan lift modern, jika terjadi kerusakan teknis harus mengakalinya, karena suku cadang perbaikan harus ditempa sendiri,” ujar Manajer Sarana dan Fasilitas Lonsum, Usman kepada okezone.com.

Lift di gedung ini berbentuk bujur sangkar dengan sentuhan art deco yang tidak dilapisi dinding atau kaca layaknya lift modern. Pengamanannya menggunakan jeruji besi hitam serta kayu tebal lengkap dengan lampu di bagian atas lift. Pintu lift masih terbuat dari rangkaian besi di atas roda laher, itu pun harus dibuka tutup oleh operator khusus.
Naik dan turunnya lift bukan diatur tombol, melainkan tuas sederhana yang dikemudikan operator. Lift ini pun bisa berhenti tanpa menyesuaikan lantai pemberhentian. Jadi bisa saja posisi jarak lift dengan lantai saat berhenti lebih tinggi atau rendah. Saat lift melaju, kumparan generator penggerak terlihat berputar, posisinya berada di lantai dasar.
Pada saat itu Gedung Lonsum berfungsi sebagai kantor perdagangan dan perkebunan yang bergelut dibidang importir teh dan kopi. Gedung ini pun sempat dijual kepada pemerintahan Belanda yang namanya diubah menjadi nama Putri Belanda yang bertepatan lahir yaitu Juliana Building.
Lalu setelah Indonesia merdeka, kepemilikan Gedung London Sumatera beralih ke tangan Indonesia. Gedung tersebut pun berganti nama menjadi PT PP London Sumatera Indonesia Tbk. Namun fungsinya tetap sama yaitu sebagai gedung perkantoran dan tetap mengelola perkebunan.
Bagi Sobat Ars yang ingin mengunjungi dan melihat kemegahan Gedung Lonsum bisa langsung ke Medan. Tempatnya sangat strategis dan mudah untuk dijangkau yaitu di Jalan Ahmad Yani tepat di depan Merdeka Walk. Kamu bisa menikmati bangunan bersejarah yang masih kokoh meski dimakan usia.

Pecinta fotografi pasti sangat menyukai tempat ini karena gedung ini sangat apik untuk diabadikan. Gedung Lonsum sudah termasuk tujuan objek wisata sejarah cagar alam pemda Medan. Untuk itu, Sobat Ars harus menjaga dan mempertahankan eksistensi dan turut serta menjaga kelestariannya.
2 pemikiran pada “Lift Pertama di Medan Milik Gedung London Sumatera”
ini pengetahuan baru buat saya, sangat bermanfaat. keren
Terima kasih kak Zuhri sudah mampir.