
Tak banyak yang tahu bahwa Kota Semarang pernah melahirkan salah satu Arsitek ternama bernama Liem Bwan Tjie. Dia adalah salah seorang pelopor arsitektur modern ada di Indonesia. Ratusan karya arsitekturnya banyak tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Karya – karyanya disejajarkan dengan Arsitek Belanda ternama yang dianggap luar biasa di Hindia-Belanda pada masa 1850-1950, seperti Maclaine Pont, Hulswit, Fermont dan Cuijpers, GmelichMeiling, Aalbers. Siapa Liem Bwan Tjie? Pria yang gayanya selalu menggunakan kacamata ini terlahir pada tahun 1891 di Semarang sebagai anak kelima. Ayahnya, Liem Tjing Swie, adalah seorang pedagang tekstil di kawasan Gang Warung. Liem Bwan Tjie adalah orang Indonesia pertama yang pernah belajar di Sekolah Tinggi Teknik di Delft, Belanda. Dia juga pernah menempu pendidikan di Technische Hoogeschool di Delft pada 1920 dan Ecole des Beaux Arts, sekolah seni dan arsitektur di Eropa paling bergengsi pada waktu itu.
Liem Bwan Tjie adalah salah satu Arsitek yang menjadi pelopor desain arsitektur modern di Indonesia. Di dalam setiap karya arsitekturnya, Liem Bwan Tjie memadukan penyelesaian menggunakan arsitektur barat modern dan unsur Cina yang didasarkan pada filosofi hubungan manusia dengan lingkungannya. Liem Bwan Tjie juga sangat memperhatikan kondisi iklim dan lingkungan sekitar di setiap desainnya. Karya arsitektur Liem Bwan Tjie banyak dipengaruhi oleh Arsitek Frank Lloyd Wright, Le Corbusier, dan Dudok De Stijl.

Dalam hal desain Liem Bwan Tjie lebih menekankan faktor iklim (tropis) sebagai pertimbangan penting di samping yang lainnya. Hujan dan sinar matahari langsung tidak dibiarkannya, karena membuat penghuni merasa tidak nyaman. Permainan atau lempeng-lempeng horizontal dan vertikal dipadukan dengan masa geometrik, juga pergantian dari padat ke kosong menciptakan pembayangan yang sangat mengesankan. Liem Bwan Tjie tidak anti kesetangkupan dan masih menerapkannya, meskipun dengan tampilan yang unik. Perapet menjadi ciri desain Liem Bwan Tjie. Perapet tiap rumah atau bangunan selalu unik tetapi tidak sulit dikenali.
Undak-undak nampak sebagai komponen yang mendapatkan perhatian penuh dari Liem Bwan Tjie, bahkan terkesan Arsitek ini sangat terobsesi oleh komponen tersebut. Undak bisa berupa untuk menuju pintu atau ke lantai di atasnya. Selain itu, dalam mendesain Liem Bwan Tjie berpikir dari makro sampai mikro, garis besar sampai detail dari bangunan hingga perabot.
Dari awal karir Liem Bwan Tjie di Semarang yang dimulai tahun 1929, beliau banyak membangun rumah atau vila-vila orang-orang kaya di Hindia-Belanda pada masa itu. Yang paling terkenal adalah vila milik keluarga Dr.Ir.Han Tiauw Tjong di Jalan Tumpang yang menyerupai kapal, dan kantor pusat konglomerat Oei Tiong Ham di Jalan Kepodang dan Jalan Sendowo Kota Lama yang dibangun pada 1930.
Kantor dagang Oei Tiong Ham Concern yang sekarang menjadi kantor Rajawali Nusindo, diakui banyak kalangan sebagai arsitektur cerdas. Meski dari luar nampak konvensional, memiliki bentuk tidak rumit, tapi ketika masuk ke dalam banyak ditemukan pemecahan desain yang unik. Bangunan ini menerapkan gaya Art Modern yang merupakan gaya populer pada paruh pertama abad ini.
Iklim tropis karya lain yang memperlihatkan hijaunya arsitektur rancangan Liem Bwan Tjie di antaranya rumah tinggal Poeda Pajoeng dan rumah tinggal di kawasan Peloran milik Sih Tiauw Hien, Pabrik Kopi Margorejo, perumahan Pabrik Kopi Margorejo, vila Oei Tjong Hauw (putra Oei Tiong Ham) di Kopeng, rumah Tan Tjong Le di Ungaran, vila Kwik Tjien Gwan di Tawangmangu, rumah R Van Duinen di Kopeng, dan Puri Gedeh (rumah dinas Gubernur Jateng).

Bangunan umum yang dipercayakan padanya di antaranya Gemeente Zwembad atau kolam renang Stadion di Jalan Ki Mangunsarkoro, Rumah Makan Grand yang dulu pernah menjadi kampus Fakultas Teknik Undip Jalan MT Haryono, gedung bioskop Grand atau Gelora, dan gedung bioskop Lux atau Murni.
Di dalam setiap rancangannya, Liem Bwan Tjie selalu menempatkan faktor iklim tropis sebagai salah satu pertimbangan penting dalam segalah konsep dan karyanya. Hujan dan sinar matahari langsung tak akan pernah dibiarkannya membuat penghuni bangunan tersebut merasa tidak nyaman berada di dalam bangunan karyanya.
Ruang di dalam pun harus nyaman dan cukup terang, misalnya dengan membuat jendela-jendela lebar yang dapat mengendalikan aliran udara.
3 pemikiran pada “Liem Bwan Tjie, Sang Ahli Faktor Iklim”
Jadi tau orang dibalik munculnya arsitektur modern yang ada di Indonesia
Orang yang sangat detail, karena banyak pertimbangan saat membangun rumah/bngunan lainnya
Terima kasih kak sudah berkunjung