Berikan Hunian Nyaman untuk Jiwa yang Tentram

Source : sejasa.com

Hunian yang nyaman merupakan impian bagi setiap orang dalam membangun rumah. Nyaman juga memiliki banyak arti dan persepsi yang berbeda – beda dari setiap individu. Namun kenyamanan merupakan hal utama yang harus diperhatikan oleh arsitek dalam membangun rumah. Kenyamanan merupakan sebuah kondisi yang memberikan rasa menyenangkan, kesejukan, dan lainnya yang memberikan dampak positif.

Fungsi utama dari arsitektur adalah harus mampu menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik dengan cara menanggulangi tekanan iklim yang ada. Dapat juga menyeimbangkan antara iklim dan arsitektur, dilakukan dengan memanfaatkan iklim yang ada seperti anginatau suhu udara. Untuk menerapkan kenyamanan tersebut ada berbagai cara yang bisa kamu baca di sini.

Source : sumbercenel.com (Ilustrasi hunian yang nyaman)

Kenyamanan sendiri dibagi menjadi dua, secara psikis yaitu kenyamanan kejiwaan yang berasal dari dalam diri dan secara fisik yang dapat dilihat dan diukur secara kuantitatif. Kenyamanan fisik meliputi kenyamanan spasial, visual, auditorial, dan termal. Dapat dinyatakan nyaman secara termal ketika manusia menghendaki perubahan suhu udara yang lebih panas atau dingin dalam ruangan tersebut.

Dalam jurnal yang ditulis oleh Ashadi, Anisa, dan Nelfiyanti, untuk meningkatkan kenyamanan di dalam rumah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yang berhubungan dengan pencahayaan, pengudaraan, dan lingkungan sekitar yaitu :

Source : arsminimalis

Pertama. Ketinggian rumah (jarak antara lantai dan plafon/langit – langit). Untuk bangunan tidak menggunakan penghawaan buatan maka ketinggian plafon sangat berpengaruh bagi suhu di dalam ruang. Hal ini karena volume ruang berpengaruh pada suhu ruangan. Supaya suhu ruangan terjaga tetap sejuk maka ketinggian plafon bangunan jangan terlalu rendah, ditinggikan sesuai dengan proporsinya (minimum adalah 2,8 meter dari level lantai), sehingga hal ini juga berdampak pada ketinggian rumah. Selain itu peninggian kemiringan atap juga salah satu solusi dalam mengontrol suhu rumah selain bahan penutup atap yang digunakan.

Baca juga :  Ketika Bangunan Menjadi Sebuah Buku Kebudayaan

Kedua. Ventilasi dan jendela yang cukup. Pemasangan ventilasi tidak hanya pada dinding bangunan, tetapi juga dapat diletakkan pada sopi-sopi atap atau dibuat semacam cerobong asap bila model atap rumah tidak memungkinkan diberi ventilasi. Sementara untuk mendapatkan cahaya secara maksimal tentu harus dibuatkan bukaan sinar dari jendela, bovenlight, roster, atau kaca motif. Dengan banyaknya cahaya alami yang masuk dan kombinasi tata udara menyilang akan didapat rumah yang sejuk. Cahaya yang dimaksud di sini adalah cahaya matahari tidak langsung (terang langit/sky light).

Ketiga. Adanya teras atau beranda. Fungsi teras yaitu meredam masuknya cahaya dan angin secara langsung. Teras, beranda, dan konsol di daerah pintu masuk dan jendela akan mengurangi radiasi matahari yang masuk secara langsung sehingga suhu di dalam tidak akan panas.

Keempat. Kombinasi warna yang tepat. Pemakaian secara tepat antara warna gelap dan terang berdasarkan fungsi ruang akan diperoleh kenyamanan tersendiri yang terkait dengan sifat warnanya.

Baca juga :  Desa Wae Rebo Penuh Awan Miliki Rumah Adat Menawan

Kelima. Penggunaan material alami. Bahan bangunan yang bersumber dari alam seperti batu belah, batu paras, batu candi, serta batu bata mampu menyerap panas lebih maksimal dan menahan suhu sejuk lebih lama. Dapat dilihat pada bangunan tradisional yang umumnya lebih tinggi dan memakai material alam sehingga nyaman dihuni.

Keenam. Arah hadap/orientasi bangunan. Diusahakan jangan menghadap ke arah barat karena suhu sedang panas-panasnya, sehingga berpengaruh pada suhu rumah. Orientasi yang baik yaitu menghadap ke selatan, utara, atau timur, disesuaikan juga dengan pergerakan matahari terutama di daerah tropis seperti Indonesia. Selain itu juga memperhatikan arah angin, misal di daerah pantai arah angin dari laut dan di daerah gunung arah angin dari wilayah gunung/pegunungan. Jika rumah sudah terlanjur menghadap ke barat, bisa diatasi dengan menanam pohon penghalang sinar matahari langsung atau konsol yang cukup lebar.

Ketujuh. Penggunaan unsur air sebagai pengendali suhu. Air merupakan salah satu elemen pengendali suhu. Jika ruang dan anggaran memungkinkan bisa dibuat kolam kecil di dalam rumah. Misal antara ruang keluarga dan ruang makan atau di sekitar teras rumah. Di saat suhu luar cukup panas maka uap air bisa menurunkan temperatur di dalam rumah dan mempengaruhi aliran udara.

Dengan memperhatikan beberapa faktor yang bisa membuat rumah nyaman akan menimbulkan jiwa yang aman dan tentram. Hunian yang nyaman membuat penghuninya juga kerasan di dalam hunian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *