
Banyuwangi bukan hanya soal Kawah Ijen saja, atau alas balurannya. Selain itu masih banyak destinasi menarik yang bisa kita kunjungi di Banyuwangi. Nah salah satunya adalah Asrama Inggrisan ini. Asrama Inggrisan merupakan bangunan peninggalan Inggris yang sudah berusia hampir 300 tahun. Untuk letaknya, kompleks Asrama Inggrisan berada pada pusat Kota Banyuwangi, tepat di samping alun – alun Kota Banyuwangi dan berhadapan dengan Taman Blambangan.
Asrama Inggrisan dulunya pernah digunakan oleh tiga negara berbeda pada masa penjajahan. Menurut data dari arsitektur.studentjournal.ub.ac.id. Bangunan ini pada awalnya didirikan oleh Letnan Kolonel Meycin S.Y pada tahun 1811 sampai tahun 1816, yang merupakan orang keturunan Inggris. Lalu pada tahun 1816 bangunan ini diserahkan kepada pemerintahan Belanda oleh pemerintah Inggris. Sampai terakhir bangunan ini sempat digunakan oleh Jepang. Hingga sampai sekarang sebagian dari bangunan ini masih dipergunakan, namun sebagai Asrama KODIM.

Nilai hisotry inilah yang membuat bangunan ini spesial. Bahkan dikutip dari merdeka.com bahwa di bangunan ini terdapat jalur telegraf yang menghubungkan Banyuwangi dengan Australia, tepatnya menghubungkan antara Hindia, Asia, dan Australia. Atas banyaknya nilai history dan beberapa fakta menarik inilah yang membuat beberapa pihak tertarik untuk menggali lebih dalam tentang Asrama Inggrisan ini. Salah satunya dari Curtin University yang menelusuri jejak sejarah Asrama Inggrisan dengan kota Broome di Australia Barat.
Menurut Irfan Wahyudi PhD, Salah satu dosen yang ikut menelusuri jejak dari hubungan Kota Banyuwangi dengan Kota Broome mengungkapkan “ada history yang cukup kuat antara Broome dengan Banyuwangi, kedua kota ini terhubung melalui kabel telegram bawah laut kala itu, dan pada masa itu Australia tengah berada dalam kependudukan Inggris, Sehingga kabel telegram ini difungsikan sebagai komunikasi antara orang – orang Inggris ataupun Australia untuk menghubungi keluarga mereka yang berada di sini,” Jelas irfan pada tim meredeka.com.
Walaupun mempunyai nilai history yang banyak. Namun sayangnya kondisi bangunan saat ini sangat memprihatinkan. Banyak dari beberapa plafonnya sudah roboh, kodisi nya juga sangat kotor. Bahkan dari 25 ruangan yang ada hanya 10 ruangan yang masih dipergunakan dan dirawat. Ruangan lainnya dibiarkan rusak oleh waktu. Baik dari pemerintah daerah maupun provinsi sampai sekarang belum ada tindakan untuk merenovasi atau melakukan perawatan terhadap bangunan bersejarah ini secara serius. Padahal jika mendapatkan perawatan yang baik, Asrama Inggrisan bisa dijadikan tempat wisata paten oleh Kota Banyuwangi dan mungki bisa menarik turis mancanegara, terlebih masyarakat Australia, Belanda, dan Jepang.

Namun walaupun belum dibuka sebagai tempat wisata, Asrama Inggrisan sudah menjadi salah satu tempat edukasi sejarah yang bisa dikunjungi. Hal ini sering dilakukan oleh beberapa sekolah dasar di sekitar daerah Asrama Inggrisan ini.
Sedangkan dari segi model bangunan, Asrama Inggrisan ini bergaya arsitektur Bugis, yaitu dengan ciri khas bangunan berpanggung. Belum ada penjelasan yang pasti memang mengapa bangunan ini dibuat dengan gaya arsitektur lokal. Padahal yang membuat adalah orang Belanda. Namun dilansir dari idntimes.com, gaya arsitek bangunan ini memang sengaja dicampur dengan arsitektur lokal, khusunya Bugis. Karena pada saat itu di dekat kawasan pesisir Pantai boom yang tak jauh dari letak bangunan ini banyak masyarakat Bugis dan Mandar.

Terlepas dari banyaknya nilai history yang banyak pada bangunan ini. Fakta bahwa bangunan ini cukup terbengkalai sangatlah disayangkan. Padahal selain menyimpan banyak sejarah, bangunan ini juga menjadi salah satu peninggalan dari masa penjajahan yang masih berdiri kokoh. Selain bisa dijadikan destinasi wisata dan menarik turis mancanegara, melestarikan peninggalan seperti Asrama Inggrisan ini sangat berguna bagi para generasi selanjutnya. Agar bisa dijadikan edukasi sejarah bagi mereka.